Memprihatinkan, Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Bandung Barat Alami Peningkatan

Bandung Raya26 Dilihat

Bandung Barat – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung Barat mengakui adanya peningkatan jumlah kasus kekerasan dengan korban perempuan dan anak.

Dibeberkan Kepala Bidang Pemerdayaan Perempuan dan Perlinduangn Anak (Kabid PPPA) pada DP2B3A Kabupaten Bandung Barat Rini Haryani, setidaknya terdapat 54 kasus yang ditangani pihaknya periode Januari hingga Juli 2025.

Angka tersebut menurut Rini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan jumlah 53 kasus. Kondisi demikian menurutnya, menggambarkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bandung Barat ibarat fenomena gunung es.

Baca juga: Disiapkan Jadi Pemimpin Masa depan, Ratusan Siswa SMP di Cimahi Ikuti LDKS

“Iya membuat kami juga sempat kaget ketika hari Minggu menerima laporan seorang PPPK diduga mencabuli tiga anak tirinya, hari Selasa kami menerima laporan lagi seorang lansia diduga mencabuli 10 anak di bawah umur,” ungkap Rini.

Rentetan kasus kekerasan seksual pada anak dalam waktu yang berdekatan, kata Rini, menggambarkan situasi yang terjadi di tengah masyarakat yang kini sudah berani bersuara atas peristiwa yang menimpa atau terjadi di lingkungan mereka.

Berbeda dengan dahulu ketika masyarakat tak berani melapor karena menganggap peristiwa yang dialami merupakan aib. Sehingga tak sedikit diantara korban dan keluarganya justru memendam kejadian pahit.

Baca juga: Hati-hati Berkendara Malam Hari! Pengendara Motor di Kamojang Jadi Korban Begal

“Ini sejak dulu fenomenanya gunung es, hanya saja sekarang masyarakat udah berani untuk speak up dan melapor. Kalau dulu dipendam karena berpikir ini aib. Tapi, bersama masyarakat kita akan menghadapi ini semua,” kata Rini.

Menghadapi dituasi demikian, ia mengaku DP2KBP3A KBB terus melakukan sejumlah upaya dalam menangani dan mempersempit peluang terjadinya kasus serupa.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperkuat edukasi kepada masyarakat. Rini menyebut, edukasi dilakukan untuk memastikan bahwa perempuan dan anak-anak di KBB perlu aman.

Baca juga: Tinjau Banjir Bali, Prabowo Pastikan Penanganan Berjalan Cepat

Di sisi lain, pihaknya mengajak masyarakat sebagaosocial control untuk secara bersama-sama berpartisipasi dalam pecegahan terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.

“Kejadian kemarin yang melibatkan juru parkir lansia itu, kalau tidak ada kontrol sosial dari masyarakat mungkin korbannya akan lebih banyak,” imbuhnya.

Pelibatan pihak eksternal menurut Rini juga menjadi salah satu strategi yang diterapkan dinasnya, dengan tujuan mempercepat serta memperluas jangkauan upaya hingga menjangkau seluruh wilayah KBB.

Baca juga: DPR Pastikan Tiga RUU Ini Masuk dalam Prolegnas Prioritas 2025, Termasuk Perampasan Aset

Disebutkan Rini, beberapa mitra yang selama ini cukup intens dalam melakukan upaya yang dimaksud, diantaranya Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), Forum Anak Daerah, serta PKK.

Sementara untuk memperluas jangkauan penenganan kasus, DP2KBP3A KBB juga menurutnya telah menyebar dan menempatkan petugas hingga di tingkat kecamatan. Sehingga ketika terjadi peristiwa, petugas akan segera melakukan pendampingan terhadap korban.

“Jadi ketika ada laporan, kita lakukan home visit secara langsung. Memang bukan kami datang jauh ke wilayah kecamatan, tetapi ada petugas yang ada di kecamatan akan melakukan home visit,” jelasnya.

Baca juga: Kementerian ATR/BPN Sukses Capai 98 Persen Target Pendaftaran Tanah

Rini juga semakin optimis penanganan dan pendampngan terhadapkorban kasus kekerasan pada perempuan dan anak akan semakin berjalan baik dengan menggandeng usur pentahelix seperti perguruan tinggi.

Pendampingan hingga upaya trauma healing saat ini sudah dilakukan bekerjasama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Bahkan dalam waktu dekat pihaknya akan segera mengumumkan kerja sama dengan Telkom University.
“Seperti yang sudah kami lakukan dengan UPI yang merekrut korban, kemudian mereka disalurkan menurut potensi masing-masing seperti melukis, bermusik, dan lain-lain. Kita juga menjajaki kerja sama dengan Telkom University melibatkan AI dalam mempermudah pemulihan trauma,” ungkap Rini.

Baca juga: Khawatirkan Biaya Perawatan Satwa, Karyawan Bandung Zoo Tuntut Kemenhut Buka Kembali Kunjungan Wisata

Menutup wawancara, Rini mengimbau warga KBB untuk berani melaporkan jika terjadi peristiwa kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan menghubungi hotline P2KBP3A Bandung Barat di 0813 2322 2120.

“Kami akan menanggapi semua pelaporan saat identitasnya data pelapor dan korban lengkap, kalau pelaku itu wilayahnya polisi. Semua data pelapor dan korban pastinya kami lindungi,” pugkasnya.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *