Benarkah APBD Jabar Anjlok? Begini Penjelasan Sekda Herman Suryatman

Jawa Barat115 Dilihat

Kota Bandung – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman membantah isu yang menyebut APBD Jabar mengalami penurunan, bahkan disebut pendapatan Provinsi yang dipimpin Dedi Mulyadi itu juga turun signifikan alias anjlok.

Bantahan atas isu merosotnya APBD dan pendapatan Provinsi Jawa Barat disampaikan Herman Suryatman melalui video yang diunggah di akun media sosial Instagram pribadinya, Rabu (9/7/2025).

Sekda Jabar Herman Suryatman mengatakan isu yang beredar tersebut merupakan abar yang keliru, ia bahkan menyebut hal itu merupakan hoaks (berita bohong).

Baca juga: Terapkan Sertipikat Elektronik, Kementerian ATR/BPN Pastikan Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku

Aya-aya wae (ada-ada saja) hoaks muncul di beranda media sosial, seolah-olah belanja APBD Jabar merosot, pendapatan APBD Provinsi Jawa Barat anjlok. Eta teu leres (itu tidak benar) alias kabar bohong,” ujarnya.

Dalam video tersebut, ia juga menjelaskan jika kabar tersebut muncul setelah adanya evaluasi yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terhadap APBD 2025 di 38 provinsi seluruh Indonesia per 4 Juli 2025.

Herman menegaskan bahwa capaian APBD Jawa Barat tidak seburuk seperti yang disampaikan dalam isu yang disebutnya sebagai berita bohong tersebut. Penyerapan APBD Jabar 2025 menurutnya justru melebihi capian nasional.

Baca juga: DPR Sebut KUHAP Perlu Penyempurnaan, Soroti Kasus Ringan Masih Berakhir di Pengadilan

“Untuk belanja, APBD Jabar 2025 realisasi atau penyerapannya terakhir itu menembus 38,79 persen. Berarti bagus dong, karena berada di atas rata-rata nasional yakni 31,81 persen,” kata Herman.

Namun, Sekda Jabar itu mengakui jika peringkat Jabar memang bukan berada di ranking pertama, melainkan ranking ketiga di bawah Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Perbedaan antara tiga besar provinsi itu pun menurutnya tidak terlalu jauh. Penyerapan anggaran Yogyakarta hingga awal Juli 2025 mencapai 41,92 persen, sedangkan NTB mencapai 38,99 persen.

Baca juga: KDM Bantah Isu Dirinya Disponsori Oligarki: Yang Tidak Boleh Itu Merugikan Rakyat

“Demikian juga dengan pendapatan, seolah-olah anjlok. Tidak, pendapatan kita berada di atas rata-rata nasional, tinggi juga di 44,72 persen, sementara nasional rata-ratanya ada di 43,62 persen,” tambahnya.

Selain itu, ia juga menyebut jika fiskal yang dimiliki Provinsi Jawa Barat sangat besar, yakni mencapai Rp31 triliun. Sementara provinsi lain, kata Herman sebagian besar jauh di bawah Jabar. Ia mengklaim pendapatan Jabar berada di 44,72 persen

“Jadi, tidak benar bila ada yang mengatakan belanja kita merosot, pendapatan kita anjlok. Justru yang harus kita pacu sekarang adalah kualitas dari belanja itu. Ini yang sedang kami kawal dan pastikan,” tandasnya.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *