Kota Bandung – Masa kampanye yang tinggal hitungan hari dimanfaatkan para pasangan calon (paslon) untuk meyakinkan kembali masyarakat bahwa visi dan misi yang disampaikan masuk akal dan realistis.
Paslon wali kota dan wakil wali kota Bandung nomor urut 2 Haru Suandharu dan Dhani Wirianata kembali menyampaikan jika program yang ditawarkan sangat relevan dengan kondisi Kota Bandung saat ini.
“Kita membuat program sesuai dengan masalah yang kita temukan di tengah masyarakat,” kata Dhani Wirianata saat bersilaturahmi bersama tokoh perempuan peduli kesehatan ibu dan anak se-Kota Bandung, Senin (18/11/2024).
Baca juga: Bawaslu Kabupaten Bandung Sebut Wilayah Timur Rawan Praktek Money Politik
Dalam kegiatan yang berlangsung di Hotel Gino Feruci, jalan Kebonjati, Kota Bandung itu, Dhani menyoroti pentingnya perhatian pemerintah terhadap para kader posyandu.
Selama ini, kaum perempuan yang selalu aktif mengawal kesehatan di tengah masyarakat itu menurut Dhani memiliki perang yang sangat vital, terutama pada kesehatan ibu dan anak.
Untuk itu dirinya berniat akan memberi tambahan kesejahteraan bagi para kader posyandu dengan menaikan insentifnya menjadi dua kali lipat dari yang telah diterima mereka selama ini.
Baca juga: Pemkot Cimahi Sambut Baik Program BRI Peduli Bangun SPALD-T, Cegah Stunting Baru
“Kita tingkatkan insentif untuk kader Posyandu dua kali lipat. Kami juga akan berkolaborasi dengan pemerintah pusat untuk penanganan stunting dan pemberian makanan bergizi,” kata Dhani Wirianata.
Tak hanya itu, perhatian calon wakil wali kota Bandung nomor urut 2 itu, juga tertuju pada kesejahteraan para pengurus lingkungan seperti ketua RT dan ketua RW.
“Kita percaya tugas mereka itu berat. Kadang jam 02.00 pagi diketok oleh warga,” ujarnya.
Baca juga: Jelang Pilkada 2024, KPU Kabupaten Bandung Bekali Pemiih Pemula Pendidikan Politik
Jika terpilih memimpin Kota Bandung, ia bersama Haru Suandharu akan meningkatkan insentif ketua RT dan RW. Begitupun dengan petugas Linmas yang disebut insentifnya memungkinkan dinaikan menjadi Rp1,9 juta.
Program PIPPK menurut Wakil Sekjen Partai Gerindra itu, akan dinaikan menjadi 200-250 juta per tahun, disesuaikan dengan tingkat kepadatan penduduk dan kebutuhan di masing-masing lingkungan.
Yang tak kalah penting dari program dan visi misi Haru-Dhani, adalah soal penanganan sampah di Kota Bandung, termasuk penyelesaian residu.
Baca juga: Kota Bandung Bak Anak Kaya Raya Tanpa Sosok Bapak? Begini Kata Haru-Dhani
“Selain organik dan anorganik, sampah residu juga harus diselesaikan. Kita akan hadirkan mesin RDF (Refuse Derifed Fuel) di setiap kelurahan,” tambahnya.
Dari sektor pendidikan, Dhani menegaskan tak akan ada lagi ijazah yang ditahan di sekolah. Karena berdampak pada sulitnya masyarakat melanjutkan kehidupan mereka mencari pekerjaan.
Pada Bagian akhir, Dhani menyampaikan tiga jurus ampuh untuk membuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas.
Baca juga: Tingkatkan Daya Saing UMKM, Penjabat Wali Kota Bandung Dorong Proses Kurasi
Ketiga jurus tersebut diantaranya mengawal UMKM dengan bantuan permodalan, pamberian pendampingan dan pelatihan, serta pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah.
“Sumber permodalan bagi UMKM dan wirausaha baru bisa dari pemkot, pemprov, dan pemerintah pusat melalui beberapa Kementerian. Supaya tidak ada lagi UMKM yang bergantung pada bank emok,” tandasnya.
Pemerintah lanjutnya, harus hadir memastikan kualitas produk UMKM denan memberikan edukasi terkait kualitas produk, kemasan, hingga aspek legal seperti sertifikasi halal dan BPOM.
Baca juga: Komitmen Gema Sadhana dan Budi Bawana Lestarikan Budaya, Jaga Kesehatan Masyarakat
Salah satu problematika pelaku UMKM adalah memasarkan produk mereka. Maka ia menyatakan siap terjun menjadi marketing bagi produk-produk UMKM hingga menembus beberapa negara.
Hal tersebut sesuai dengan vsisi misi Haru-Dhani yang menciptakan Bandung sebagai kota kreatif dunia.
“Pemerintah daerah jangn malu menjadi marketing bagi produk UMKM, apalagi produk UMKM Bandung itu bagus-bagus. Intinya, UMKM harus bisa naik kelas,” pungkasnya.***(Heryana)