Jelang Ramadhan, Masyarakat Mulai Laksanakan Tradisi Nyekar

Bandung Raya618 Dilihat

Kabupaten Bandung – Tradisi “nyekar” atau sebagian masyarakat menyebutnya dengan istilah “nadran”, merupakan tradisi turun temurun.

Tradisi nyekar sendiri merupakan aktivitas mengunjungi makam keluarga dan leluhur yang dilakukan umat muslim.

Selain pada saat hari raya Idul Fitri, nyekar juga umumnya dilakukan menjelang bulan Ramadhan, sebelum melaksanakan ibadah puasa.

Baca juga: Buka Musrenbang, Dicky Saromi Ajak Ubah Paradigma Pembangunan Seperti Ini

Saat mengunjugi makam, biasanya diisi dengan kegiatan berdoa untuk keluarga yang telah meninggal dunia sambil membersihkan makamnya.

Di sejumlah tempat pemakaman umum (TPU) di Kabupaten Bandung, tradisi nyekar sudah mulai terlihat dilakukan masyarakat.

Biasanya ditendai dengan mulai maraknya penjual karangan bunga dan rampai yang nantinya ditabur di atas kuburan sebagai ungkapan kasih sayang.

Baca juga: Sukses Tingkatkan Kualitas Reformasi Birokrasi, Kota Cimahi Terima Penghargaan

Momen menjelang bulan Ramadhan 1445 Hijriyah juga menjadi bekah bagi para penjual bunga seperti Siti (41) yang berjualan di TPU Daraulin.

Ia mengaku sudah cukup lama berjualan bunga di setiap momen menjelang Ramadhan dan pada saat lebaran yang mampu meningkatkan keuntungan baginya.

“Saya menjual bunga biasanya satu kantong plastik Rp10.000, dengan adanya tradisi nyekar (nadran) saya jual Rp15.000, hanya untung Rp5.000,” ungkapnya.

Baca juga: Polresta Bandung Ringkus Dua Terduga Pelaku Pemalsu Pestisida Cair

Berkah tradisi nyekar atau nadran juga dirasakan Maman (43). Dengan banyaknya pengunjung ke TPU, dirinya bisa mendapatkan uang.

Pria yang berkegiatan membersihkan makam itu seringkali mendapat uang dari keluarga pemilik makam saat berkunjung untuk nyekar.

“Alhamdulillah ada saja warga yang kasih uang untuk rokok,” kata Maman.

Baca juga: Resmikan Gedung Baru BBPVP Bandung, Menaker Harap Dapat Penuhi Kebutuhan Industri

Memberikan uang kepada petugas kebersihan TPU ternyata tak membuat warga keberan. Mereka bahkan merasa berterima kasih dengan adanya sosok seperti Maman.

Seperti diungkapkan Yuni (29) yang setiap minggu berkunjung ke TPU untuk mendoakan keluarganya yang telah meninggal dunia.

“Kita bagi-bagi rezeki untuk orang yang selalu menjaga makam dan membersihkan makam. Satu Minggu sekali saya suka nyekar apalagi ini mau bulan puasa,” jelas Yuni.

Baca juga: KPU Kabupaten Bandung Upayakan 17 Kecamatan Selesai Rekapitulasi di Hari Ketiga

Dari pantauan Warta Pajajaran di TPU Daraulin, setiap harinya ada sekira 30 warga yang berkunjung untuk nyekar.

TPU yang dikelola oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertahanan (Disperkimtan) Kabupaten Bandung itu memiliki luas sekira satu hektar.

Tanah wakaf yang terletak di Kampung Daraulin, Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih itu dijadkan TPU untuk warga Nanjung dan sekitarnya.

Baca juga: Perketat Pengawasan Orang Asing, Imigrasi Sukabumi Gelar Rakor

Semakin mendekati Ramadhan, jumlah kunjungan warga ke TPU Daraulin semakin meningkat, bahkan warga menyebutnya bisa sampai sore hari.

“Nanti kalau sudah dekat bulan Ramadhan TPU ini ramai dikunjungi oleh warga, kadang-kadang sampai magrib masih ada yang nyekar,” ujar warga bernama Agus (31).***(bs)

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *