Kota Bandung – Siapa tak mengenal Ovy, musisi yang dikenal sebagai gitaris band asal kota Bandung rif itu bersama Heidy Ibrahim (vokalis Powerslaves,dulu) kini bergabung dalam band binaan PT Pindad (Persero), Pindad Rockstar.
Ada sisi menarik lainnya dari musisi yang terkenal di era 1990-an itu selain kiprahnya di dunia musik. Yang belum diketahui banyak orang adalah jika ternyata keduanya memiliki keahlian dalam bidang desain. Keahlian mereka membuat desain menarik juga dituangkan dalam produk Pindad International Store (PIS).
Sebagai produsen merchandise yang berada dalam naungan PT Pindad, maka produk PIS tentunya harus dapat merepresentasikan produsen alutsista dan alat berat itu. Lalu, Bgaimana Ovy dan Heidy dapat menyatukan keahlian bermusik mereka dengan Karakter PT Pindad dalam sebuah karya seni desain?
Ovy mengaku hal pertama yang ada dlam pikirannya adalah tentang bagaimana berkontribusi dalam memajukan usaha PIS yang berkaitan dengan dunia militer namun dapat diterima seluruh kalangan dari berbagai latarbelakang honi dan minat.
“Begitu awal masuk sini karena kita musisi maka yg terbayang adalah bagaimana melebarkan sayap usaha yang berhubungan dengan dunia militer agar bisa diterima oleh yang tidak suka dunia militer, akhirnya kita gabungkan dengan musik,” kata Ovy.
Menurutnya, mengawali sesuatu hal baru tidaklah mudah, termasuk ketika harus membuat desain gabungan antara dunia militer dengan musik. Bagitu pula yang dirasakan Heidy Ibrahim, namun ia yakin jika berbagai hal yang bila digabungkan akan ditemukan benang hubungannya.
“Antara militer dan musik pasti ada benang merahnya, contoh militer gabung dengan kita musisi rock dan itu matching,” ujarnya.
Dalam merencanakan pembuatan sebuah desain diakui keduanya melalui sebuah proses yang cukup panjang namunn dikemas sntai melalui sebuah obrolan. Heidy bahkan mengaku jika pada awalnya ia bingung ketika ditantang untuk mengubah image dan karakter PT Pindad yang dianggap kaku menjadi sebuah konsep yang lebih lentur dan disukai berbagai kalangan usia. Akhirnya kata Heidy, ia berpegang pada prinsip bahwa seni itu harus bebas tanpa tekanan apapun.
“Dari bebasnya itu lalu dipikirkan, misalnya bagaimana dari senjata Pindad dibuat agar seluruh anggota keluarga bisa terima. Bagaimana anak kecil pakai baju dengan desain yang gak senjata banget, maka dibuatlah desain pistol air,” ungkap Heidy.
Smentara Ovy lebih memilih menyatukan unsur musik dengan produk PT Pindad. Seperti pada sebuah desain musisi John Lennon menenteng senjata laras panjang khas produk PT Pindad.
“Misalnya kita ambil sosok-sosok yang legendary, lalu kita hadirkan sentuhan Pindad dalam tokoh musik itu. Contoh Mick Jagger gestur dia diatas panggung kita buat jadi memgang senjata produk Pindad,” tambah Ovy.
Ia pun tak lupa menyematkan kalimat pelesetan dari judul lagu yang dipopulerkan sang tokoh. Semisal judul lagu The Rolling Stone “Under My Thumb” yang diubah menjadi “Under My Gun”.
Cerita serupa juga disampaikan Heidy ketika dirinya membuat desain produk PT Pindad Defend ID yang diilustrasikan menjadi sebuah ketapel sederhana. Selain simbolisasi melalui karya gambarnya, Heidy juga kerap menampilkan pesan religi seperti pada desain ketapel yang berbunyi “protect yoursel with faith”. Mak jadilah produk kaos yang dapat diterima berbagai kalangan dan usia.
“Ketapel itu senjata paling simpel yang kita miliki saat usia kecil, yang sebetulnya itu adalah keimanan. Jadi, keluarga harus bekali kita keimanan sejak usia dini. Maka saya simbolisasikan dengan ketapel. Ketapel keluaran Pindad, kan bisa saja disambungkan kalau bicara senjata,” selorohnya.
Baik Ovy maupun Heidy berharap agar karya desain mereka dapat menjadi sarana memperkenalkan PT Pindad secara efektif kepada masyarakat. Di sisi ain mereka juga ingin agar produk Pindad International Store dapat berkibar sebagai produk identik dan khas seperti bran adventure equipment yang telah hadir lebih dulu.***(hry)
