Ahmad Heryawan: Industrialisasi Hulu-Hilir Ciptakan Lapangan Kerja, Dongkrak Pendapatan Negara

Jawa Barat597 Dilihat

Kota Bandung – Indonesia yang dianggap sebagai negara kaya penghasil berbagai komoditas nyatanya belum mampu mengurangi angka pengangguran secara signifikan. Hal tersebut menjadi sorotan Gubernur Jawa Barat periode 2008-2018, Ahmad Heryawan, atau yang akrab disapa Kang Aher, Minggu (1/1/2023).

Menurutnya, kebiasaan menjual barang mentah merupakan kelemahan bangsa Indonesia di masa lalu yang hingga kini masih berlangsung, meski perlahan mulai diperbaiki.

” Itu kelemahan kita di masa lalu, meski sekarang perlahan mulai diperbaiki, yaitu kita selalu menjual bahan mentah. Batubara digali, logam digali, kemudian langsung dijual dan kita tidak mempunyai pekerjaan,” kata Kang Aher.

Ia menganalogikan sebuah kondisi di Korea yang memiliki banyak pekerjaan, namun kekurangan tenaga kerja, sementara di Indonesia sebaliknya. Tenaga kerja di Indonesia menurut Kang Aher cukup melimpah dan bahkan kekurangan pekerjaan. Hal tersebut yang kemudian disebut angka pengangguran.

“Menurut saya masalahnya hanya satu, yaitu kita sedikit sekali melakukan proses produksi. Kalau saja barang-barang mentah tadi kita proses, kemudian ada kebijakan kita tidak akan mengeluarkan kecuali sudah berupa barang jadi, maka akan ada dua denyut, yang pertama industrialisasi hulu ke hilir akan membuka lapangan pekerjaan. Yang kedua, dari proses dapat menghasilkan pertambahan nilai,” jelasnya.

Dikatakan Kang Aher, industrialisasi dari hulu ke hilir menjadi solusi efektif dalam mengatasi angka pengangguran di Indonesia. Di sisi lain, pertambahan nilai dari barang yang diproses akan menghasilkan pendapatan negara yang lebih besar.

“Semahal-mahalnya harga bahan mentah, tetap akan murah dan jauh harganya dibandingkan dengan barang jadi. Salah satu contoh adalah pasir besi di Jabar selatan yang dijual dengan harga satu juta per ton. Padahal kalau. Di proses lagi harganya akan sangat tinggi,” ujar Kang Aher.

Ia melanjutkan, dari satu ton pasir besi menghasilkan 65 persen besi. Sebagian besi unggul menurut informasi yang diterimanya dapat dibuat chip dengan harga tujuh juta rupiah per gram. Dengan contoh tadi, politisi PKS tersebut meyakinkan jika industrialisasi hulu-hilir yang dimaksudnya sangat layak diimplementasikan di tanah air.

“Makanya, masyarakat tuntut pemerintah hari ini sekaligus awasi untuk mau melakukan industrialisasi hulu-hilir dengan baik, agar kita kebanyakan pekerjaan, bukan kebanyakan tenaga kerja,” pungkasnya.***(hry).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *