Pemkot Bandung Bentuk Tim Audit Stunting Demi Percepat Penanganan

Bandung Raya607 Dilihat

Kota Bandung – Selain pandemi Covid-19, masih ada pekerjaan rumah bagi pemkot bandung dalam penyelesaian masalah stunting. Bahkan pemerintah kota (Pemkot) Bandung menempatkan masalah stunting dalam skala prioritas. Hal tersebut yang membuat Pemkot akhirnya melakukan peningkatan penanganan masalah tersebut hingga membentuk Tim Audit Kasus tunting (AKS).

Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, Dewi Kania Sari, Senin (17/10/2022), pembentukan tim AKS dilakukan melalui keputusan walikota (Kepwal) nomor 800/Kep.850-DPPKB/2022.

“Data SSGI tahun 2021 menunjukkan, prevalensi stunting di Kota Bandung berjumlah 26,40 persen. Kemudaian pada data e-PPGBM tahun 2021 tercatat ada 7.568 atau 7,59 persen balita di kota Bandung mengalami stunting,” ujar Dewi.

Masih menurut Dewi, dari data tersebut, Pemkot Bandung perlu melakukan audit stunting setidaknya dua kali dalam setahun. Sementara audit pertama menurut Dewi dilakukan dengan mengambil sempel dari dua kecamatan dan kelurahan di kota Bandung.

Adapun lokasi yang dimaksud adalah kecamatan Bandung Kidul, kelurahan Kujangsari, dan kecamatan Babakan Ciparay, kelurahan Magahayu Utara. Wilayah yang dipilih menurut Dewi bedasarkan pertimbangan data prevalensi stunting yang cukup tinggi.

“Sasaran yang diaudit yaitu diantaranya calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta berisikp stunting yang telah dianalisis oleh masing-masing tim pakar,” imbuhnya.

Mencermati kondisi saat inni terkait stunting di kota Bandung, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung, Yunimar Mulyana menjelaskan bahwa stunting tidak hanya mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, namun juga proses perkembangan anak dari sisi lainnya.

“Upaya yang sudah kita lakukan dari tahun 2019 yaitu melalui program Bandung Tanginas. Kita sudah turun ke semua kecamatan,” ungkap Yunimar.

Sebagai informasi, Program Tanginas yang dimaksud Yunimar dilaksanakan melalui kerjasama Pemkot Bandung dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNas) kota Bandung sejak 2019. Tanginas fokus pada penyediaan makanan siap santap bergizi yang saat itu menyasar 15 kelurahan. namun dalam perjalanannya, jumlah sasaran terus mengalami penambahan hingga tahun 2021 yang mencapai 151 kelurahan.

“Kita juga terus melakukan pelatihan bagi posyandu, tersedia buku catatan kader cerdas stunting, ini sebagai referensi untuk mengetahui stunting dan cara penanganannya,” tambahnya.

Dinilai efektif, tahun ini Pemkot Bandung bersama Baznas dikabarkan akan kembali berkolaborasi mengaktifkan program Tanginas. Yunimar mengatakan, Tanginas kali ini berbeda dengan yang pernah dilaksanakan. Jika sebelumnya hanya menyasar penerima manfaat, kali ini Tanginas menurut Yunimar juga menyasar keluarga berupa pendampingan agar lebih memahami stunting dan penanganannya.

Pada 2022 ini, dengan program Tanginas pemkot Bandung berhasil meraih penghargaan Perencanaan Daerah untuk tingkat provinsi Jawa Barat dan keluar sebagai juara pertama. Hal tersebut menjadi bukti bahwa program tersebut sangat efektif. Selain itu Pemkot Bandung ungkap Yunimar meluncurkan program pemberdayaan ikan dalam ember (Budikdamber).

“Akan ada 755 sasaran yang jadi penerima manfaat dari program budikdamber. Keluarga tersebut juga akan mendapatkan pendampingan intens. Sehingga kita tidak hanya membagikan, tapi ada pendampingan sampai mereka paham dan berhasil,” imbuhnya.***(amd).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *