Pemkot Bandung Ajak Warga Bangun Sumur Resapan demi Pencegahan Banjir

Bandung Raya684 Dilihat

Kota Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDBAM) mengintensifkan pembangunan sumur resapan dan kolam retensi. Kegiatan tersebut betujuan untuk mencegah dan meminimalisir banjir yang sering terjadi di kota Bandung ketika memauki musim hujan.

Menurut Kepala DSDABM Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui tata kelola air hujan yakni dengan cara meresapkannya.

“Paradigmanya sekarang kita perbanyak resapan sehingga semakin banyak air diparkir. Ini lebih efektif dan lebih murah dibandingkan dengan normalisasi sungai,” terang Didi dalam acara Bandung Menjawab, Rabu (19/10/2022).

Didi mengatakan, Pemkot Bandung saat ini telah membuat 5.000 unit sumur imbuhan dangkal dan 30 unit sumur imbuhan dalam. Jumlah tersebut menurutnya akan terus bertambah di setiap ruangnya.

“Ini solusinya mengintensifkan serapan air dengan pembangunan resapan air. Sebenarnya sudah kita kenalkan konsep spons city atau kota serap, apapun tempatnya itu harus menjadi resapan,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Didi menyampaikan himbauan kepada masyarakat untuk berpartisipasi membuat sumur resapan sederhana di rumah dan lingkungan masing-masing. Peran aktif masyarakat tersebut menurut Didi akan menjadi solusi pencegahan banjir.

Didi menuturkan, pembuatan sumur resapan sederhana dapat dilakukan pada lahan yang tidak terlalu luas. Masyarakat dapat menggunakan bahan yang ada di sekitar seperti kaleng bekas, drum, galon, dan batubata.

“Kalau publik terlibat, akan mempercepat dan memperbanyak serapan. Lebih cepat juga penanganan banjirnya. Kalau bisa setiap rumah bikin, kalau engga, bikin lubang biopori juga membantu,” imbuhnya.

Saat ini Pemkot Bandung lanjut Didi sedang melakukan berbagai langkah antisipasi di beberapa titik untuk mencegah terjadinya banjir. Didi menyoroti salah satu titik rawan banjir, yaitu kawasan Pagarsih. Ia menyebut penyebab banjir di Pagarsih dikarenakan adanya penyempitan sungai.

“Permasalahan banjir di Pagarsih berpangkal pada penyempitan sungai Citepus. Di hulu sungai hanya tinggal 5 meter akibat adanya ambil alih badan sungai, badan sungainya menjadi bangunan. Untuk arah ke hilir sampai kawasan kabupaten Bandung cukup aman, lebarnya masih 15 meter,” jelasnya.

Seperti yang diketahui, saat ini Pemkot Bandung telah membangun beberapa kolam retensi, sebut saja diantaranya kolam retensi Sirna Raga dan Bima. Kedua kolam retensi tersebut menurut Didi hanya bisa menampung 8000 meter kubik air, sementara volume air bisa mencapai 107.000 meter kubik, dengan demikian masih terdapat selisih yang cukup besar.

“Maka pembangunan serapan-serapan air di kawasan Pagarsih untuk membantu penyerapan air hujan sangat perlu,” ujarnya.

Pihaknya juga mengaku tahun ini telah membangun rumah pompa di kawasan raan banjir seperti Cingised, Kopo Citarip, dan Rancabolang.

“Itu untuk mengurangi dampak banjir Cingised, Kopo dan daerah Gedebage. Di Sukagalih juga kita bangun terowongan air, bisa membantu menanggulangi banjir di Sukagalih,” ungkap Didi.***(amd).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *