Kopamas: Jumlah Angkot di Kota Bandung Terus Berkurang, Benarkah Sepi Peminat?

Bandung Raya903 Dilihat

Kota Bandung – Ketua Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat (Kopamas) Kota Bandung, Budi Kurnia mengatakan jumlah angkutan kota (angkot) di kota Bandung terus mengalami penurunan setiap tahunnya. hal tersebut diungkapkan kepada Warta Pajajaran melalui sambungan telepon, Rabu (24/8/2022).

“Pameo di masyarakat bahwa di Bandung terlalu banyak angkot sepertinya sudah tidak relevan lagi karena dari data yang kami miliki justru malah sebaliknya. Kalau berdasarkan kepwal saja jumlah sekarang paling hanya tinggal setengahnya, yaitu 5500 unit dalam 36 trayek”, ungkap Budi.

Hal tersebut menurut Budi dipengaruhi beberapa hal seperti kehadiran transportasi online, pandemi, hingga menurunnya animo masyarakat untuk menggunakan transportasi angkot. Terkait penurunan jumlah angkot, Budi mengambil contoh angkot yang dikelola oleh Kopamas. Menurutnya, jumlah angkot Kopamas kini tinggal setengah dari jumlah sebelumnya.

“Contoh paling mudah bisa dilihat dari jumlah angkot kami (Kopamas). Dulu ada sekitar 280 unit, sekarang yang beroperasi tinggal sekitar 120 unit. Artinya hilang hampir setengahnya”, tambah Budi.

Kemajuan teknologi yang sudah disematkan pada transportasi online menurut Budi menjadi motivasi agar transportasi konvensional juga memikirkan konsep baru dalam melayani masyarakat. Budi sempat menyampaikan perihal sebuah konsep angkutan umum yang dapat menjawab tantangan angkot saat ini.

“Kami berpikir menciptakan angkutan umum kekinian yang diendorse oleh pemerintah, dimana setiap kilometernya dibayar oleh pemerintah melalui sebuah kerjasama tentunya. Dengan demikian sopir tidak perlu lagi kejar setoran, mereka akan mendapatkan gaji, jaminan kesehatan, bahkan sampai jaminan hari tua (JHT)”, tuturnya.

Disisi lain Budi memberikan contoh untuk trayek antar kota dalam provinsi (AKDP) seeprti St. Hall – Gunungng Batu. Menurutnya, sangat memungkinkan jika pada trayek ini diubah dengan konsep yang dijelaskan Budi sebelumnya.

“Kita harus mengubah angkutan umum jadi lebih baik dalam segala hal ya. Termasuk pemberdayaan dan perubahan transportasi secara umum. Mungkin pada trayek St. Hall – Gunung Batu ini kita bisa mengganti delman dengan angkot yang lebih representatif, misalnya dengan jenis yg lebih besar seperti Hiace. Kusir delman pun kita ajak dan dibina menjadi sopir angkot”, pungkas Budi yang berharap konsepnya tersebut segera disetujui pemerintah.

 

 

 

Jurnalis: Heryana

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *