Tumbuhkan Usaha Baru, Pelaku UMKM Ini Ubah Bahan Baku Biasa Menjadi Luarbiasa

Pojok UMKM327 Dilihat

Kota Bandung – Mengolah sebuah bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai tambah merupakan salah satu strategi yang dilakukan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk dapat tampil beda.

Begitu pula yang dilakukan Asep Hasan, pemilik usaha Abon dan Gepuk dari Kota Cimahi dengan brand “Suhantika”. Berawal dari usaha ayam potong, Asep kemudian melakukan diversifikasi.

Ayam potong yang dijualnya selama ini kata Asep berjalan dinamis. Naik turun harga di pasaran juga menyebabkan usahanya pasang surut.

“Mungkin seperti kebanyakan usaha ya, kadang naik kadang juga turun. Tapi yang paling harus dipikirkan adalah strategi supaya usaha bisa tetap stabil,” ungkapnya.

Dalam talkshow Pojok UMKM Warta Pajajaran, Asep menceritakan usaha ayam potong yang dijalani sejak beberapa tahun lalu membuka jalan baru usaha lain.

Saat stok ayam melimpah, terpikirkan olehnya menciptakan produk berbahan ayam yang memiliki daya tahan cukup lama, sekaligus bernilai ekonomis lebih tinggi. Hingga tercetuslah ide membuat abon.

Produk jenis abon dipilih Asep dengan berbagai pertimbangan, diantaranya adalah karena bahan baku yang digunakan masih berkaitan dengan usaha ayam potong.

Selain itu Abon yang diolah sedemikan rupa menjadikannya tahan lama dibanding dengan ketika harus menyimpan stok daging yang rentan rusak dan menurun kualitasnya.

“Kita coba olah fillet dada ayam dijadikan abon dan alhamdulillah hasilnya bisa diterima di masyarakat cukup meluas bahkan,” sambung Asep.

Dirinya mengaku jika usaha abon yang dirintisnya itu bukanlah yang pertama. Tetapi Asep sendiri tidak memikirkan soal kompetisi pasar.

Baginya, dengan produk dapat dipasarkan dan diterima masyarakat sudah menjadi capaian yang patut ia dan keluarganya syukuri.

“Produk abon dan gepuk Suhantika ini kami akui memang bukan pioner ya, tapi masing-masing merk tentunya sudah ada pasarnya tersendiri. Karena rejeki sudah ada yang mengatur,” ucapnya.

Mempertahankan citarasa dan kualitas menurut Asep merupakan strategi utama yang selalu ia jaga agar produknya dapat terus diterima pasar.

Dalam hal pemasaran yang dilakukannya masih terbilang sederhana, namun hasilnya cukup baik ditengah banjirnya beragam produk makanan pilihan.

“Kita kerjasama dengan beberapa jaringan toko frozen food (makanan beku) di Bandung raya dan sekitarnya. Tapi alhamdulillah kami sudah kirim sampai ke Kabupaten Batang, Jawa Tengah,” ungkap ayah tiga anak itu.

Selain dijual di toko ritel, Abon dan gepuk Suhantika juga diminati beberapa institusi seperti Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Polda Jabar yang secara rutin memintanya untuk konsumsi siswa Bintara Polri.

Perusahaan makanan seperti pabrik roti juga disebut Asep kerap berlangganan produk Abon Suhantika untuk dijadikan isian roti.

Permintaan pasar yang terus meningkat diakuinya terkadang membuat produksi kewalahan, terutama menjelang memasuki bulan ramadhan.

Tak jarang ia harus meningkatkan jumlah produksi dua hingga tiga kali lipat.

Meski usaha abon dan gepuk terus berkembang, Asep tetap konsisten pada usaha lama, yakni ayam potong yang sudah dirintisnya sejak lama.**(Hery)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *