Kabupaten Bandung – Sebanyak 150 siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi 16 Bandung mengikuti rangkaian bulan bahasa yang diselenggarakan pihak sekolah, Jumat (31/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung di luar kelas itu tampak membuat seluruh siswa bergembira. Mereka terlihat antusias mengikuti sejumlah lomba yang diadakan, diantaranya lomba baca puisi, lomba puisi berantai, dan lomba pidato.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Sekolah Rakyat Terintegrasi 16 Bandung Fikri Ramdani Firdaus menuturkan, acara tersebut mengingatkan kita akan bahasa pemersatu bangsa.
Baca juga: Kejari Kota Bandung Tegaskan Belum Ada Penetapan Tersangka: Erwin Berstatus Saksi
“Anak-anak antusias untuk peringatan bulan bahasa Indonesia. Karena bulan Bahasa ini tentunya memperingatkan kita menggunakan bahasa ibu, bahasa indonesia sebagai pemersatu bangsa kita,” ujar Fikri.
Kegiatan yang dilaksanakan di luar kelas itu tampaknya juga membuat seluruh siswa antusias dan senang karena memberikan suasana berbeda di tengah mereka menempuh pendidikan boarding school (sekolah berasrama).
Dijelaskan Fikri, seluruh siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi 16 Bandung mengikuti pendidikan secara penuh di asrama sesuai konsep Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto pada umumnya.
Baca juga: Polresta Bandung Amankan 31 Tersangka Kasus Narkoba, Puluhan Ribu OKT Disita
“Di kita itu ada dua tingkat, ada jenjang SMP dan SMA. Masing-masing jenjang memiliki tiga rombel (rombongan belajar) dan masing-masing rombel diisi 25 siswa,” jelasnya.
Sejak dimulai kegiaan belajar Juli 2025 lalu, mereka hidup di asrama bersama seluruh tenaga pendidik dan Wali Asuh mereka yang saat ini menempati wisma atlet SOR Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Kendati di awal kegiatan Sekolah Rakyat mereka mengeluhkan kondisi dan situasi berasrama yang belum pernah dialami, namun kini kata Fikri, siswa sudah mulai terbasadan beradaptasi.
Baca juga: Bernostalgia Menikmati Bacang Dago Tea House dengan Topping Unik Citarasa Otentik
“Pada awalnya banyak keluhan-keluhan awalnya tidak betah, tapi tiga bulan ini alhamdulillah mereka sudah menganggap asrama ini sebagai rumah kedua mereka,” ungkap Fikri.
Fikri berharap para siswa dapat memanfaatkan kesempatan berharga menjadi siswa di Sekolah Rakyat yang dinilainya bertujuan mengentaskan kemiskinan sesuai kondisi ekonoi keluarga siswa yang termasuk desil 1 dan 2 (sangat miskin).
Selain itu, setiap siswa menurutnya hanya perlu menguatkan niat, tanpa harus memikirkan hal lain. Pasalnya, seluruh sarana prasarana serta fasilitas disediakan lengkap tanpa harus membayar sepeser pun.
Baca juga: Keracunan Diduga Konsumsi MBG di Cibodas Lembang, Ratusan Siswa Dapatkan Penanganan Medis
“Mereka hanya tingal mau saja, tinggal niat saja, fasilitas diberikan mulai dari sepatu sampai laptop itu difasilitasi,” imbuhnya.
Wakasek itu juga berharap para orang tua siswa memberikan dukunag penuh serta mempercayakan anak-anaknya untuk mendapat transfer ilmu dan bimbingan dari para pengajar di Sekolah Rakyat.
Disinggung terkait kurikulum yang diselenggarakan di Sekolah Rakyat (SR), Fikri menyebut terdapat sedikit perbedaan dengan sekolah reguler. Terdapat tiga kurikulum yang diterapkan di SR.
Baca juga: Bea Cukai Jabar Musnahkan Jutaan Batang Rokok Ilegal: Rugikan Masyarakat dan Negara
“Yang pertama kurikulum dari Kemendikdasmen, kedua kurikulum dari Kementerian tersendiri yaitu Matrikulasi, dan yang ketiga adalah kurikulum di bidang keasramaan,” jelas Fikri.***(Adel Hadianie)

 
  
																						


























