Sempat Mereda, Keracunan Massal di Bandung Barat kembali Meledak Rabu Sore

Bandung Raya131 Dilihat

Bandung Barat – Sempat mereda pada Selasa (23/9/2025) sore, kasus keracunan massal MBG di Kabupaten Bandung Barat kembali meledak pada Rabu (24/9/2025) sore.

Kali ini keracunan massal MBG diduga berasal dari makanan yang dikonsumsi para siswa SD, SMP, dan SMA yang didistribusikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas.

Korban diduga keracunan massal terus berdatangan ke tempat penanganan seperti GOR Cipongkor, GOR Sarinagen, serta Masjid Al-Muawanah.

Baca juga: Update Kasus Keracunan Massal MBG Cipongkor Hingga Selasa Sore

Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman didampingi Sekda Bandung Barat Ade Zakir, saat meninjau lokasi penanganan para siswa korban keracunan massal MBG memberikan keterangan kepada awak media.

Herman Suryatman mengatakan, kasus keracunan di KBB mendapatkan perhatian serius dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, sehingga memberikan  instruksi padanya untuk segera mendatangi lokasi dan memastikan penanganan terhadap korban dilakukan dengan baik.

“Dipantau terus oleh Pak Gubernur bersinergi dengan Bupati Bandung Barat. Hari ini tentu kita sangat prihatin ada dua SPPG, dimana anak-anak keracunan. Satu SPPG Mekarmukti di Cihampelas, dan satu SPPG Neglasari di Cipongkor,” ungkap Herman.

Baca juga: Menteri ATR/BPN Usulkan Akselerasi Digitalisasi 300 RDTR pada 2026

Dalam keterangannya, Herman mengungkap jumlah distribusi makan gratis dari dua dapur MBG. Sebanyak 3.800 porsi makan gratis dari SPPG Cipongkor, dan 1.600 porsi dari SPPG Cihampelas.

Sebanyak 500 orang penerima MBG Cipongkor pada Senin (22/9/2025) harus mendapatkan perawatan medis. Sedangkan dari SPPG Cihampelas pihaknya baru mengantongi data 50 siswa yang menyampaikan keluhan  dengan gejala keracunan.

“Yang di Cihampelas ada sekitar 1.600 anak mendapat MBG setingkat SD, SMP, dan SMA.  Yang teridentifikasi tadi ada 50 lebih, karena datanya dinamis,” imbuhnya.

Baca juga: Ratusan Ribu Batang Rokok Ilegal Disita SatPol PP Bandung Barat dan Bea Cukai

Sejumlah langkah penanganan telah dilakukan pemerintah Pemdaprov Jawa Barat dan Pemda KBB. Herman memastikan seluruh komponen yang dibutuhkan dalam kondisi memadai, termasuk tenaga, medis, ambulans, hingga ketersediaan rumah sakit dan obat-obatan.

“Yang kami lakukan adalah yang pertama memastikan seluruh anak tertangani dengan baik. Dan tadi saya sudah cek ke tiga lokasi di Cipongkor, Citaleus, dan Cihampelas, semua tertangani dan jumlah tenaga medis memadai,” jelasnya.

Banyaknya jumlah MBG yang terdistribusi membuat pemerintah melakukan antisipasi dengan menyiagakan sejumlah rumah sakit terdekat seperti di Kota Cimahi, KBB, bahkan RS Welas Asih milik Pemdaprov Jabar.

Baca juga: Polisi Ringkus Tiga Anggota Geng Motor Penganiaya Pengendara di Bandung Barat

Tak hanya itu, disebut Sekda Jabar bahwa pihaknya mendatangkan ambulans dan tenaga medis dalam jumlah banyak. Tak hanya dari KBB, mereka juga didatangkan dari daerah lain di Bandung Raya.

Tadi kami para sekda sudah berkoordinasi dan langsung segera mengirim tenaga medis. Karena kami mendapat informasi ada yang sesak napas dan kejang-kejang juga. Resiko terburuk kan tidak bisa ditangani di lokasi, tapi harus dirawat di rumah sakit,” tegasnya.

Jadi, untuk rumah sakit dan bed juga sudah kami siapkan dan tidak kekurangan. Jika ada perkembangan dari yang menerima MBG 3.800 di Cipongkor dan 1.600 di Cihampelas kalau ada yang harus ditangani, semuanya sudah siap. Bahkan obat-obatan kita drop semuanya lengkap ke tiga lokasi,” lanjut Herman.

Baca juga: Hingga Senin Malam Pasien Keracunan Diduga Konsumsi MBG Cipongkor Datangi RS Cililin

Kesiapsiagaan rumah sakit, kata Herman, diperlukan untuk kondisi korban yang tidak stabil. Pasalnya, di lapangan terdapat beberapa korban yang menderita sesak napas dan kejang-kejang.

Saat dimintai tanggapannya atas kasus keracunan massal yang terjadi, Herman menegaskan jika Pemdaprov Jabar tetap mendukung program yang merupakan inisiasi Presiden Prabowo Subianto itu.

“Pada prinsipnya pemda Provinsi Jawa Barat mendukung penuh program MBG, soal teknis itu domainnya BGN. Tapi untuk berbagai masukan dan hasil analisa di lapangan tentu selalu kami sampaikan,” tandasnya.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *