Kabupaten Bandung – Program Maghrib Mengaji yang digulirkan Bupati Bandung Dadang Supriatna, mendapat sambutan positif dari Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung Enung D Susana.
Program Maghrib Mengaji menurut Enung tak hanya sebuah langkah inovatif Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, tetapi juga merupakan langkah nyata membina generasi muda lewat kegiatan keagamaan.
“Ini penting sekali di tengah derasnya arus informasi digital dan pergeseran nilai-nilai di masyarakat,” kata Enung, Kamis (19/6/2025).
Baca juga: Dua Tahun Sukses Raih Nilai Positif, Kementerian ATR/BPN Targetkan Predikat Tertinggi SAKIP
Program tersebut juga dipandangnya sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam upaya membangun fondasi moral generasi muda sejak dini.
Enung mengaku optimis kegiatan mengaji di waktu aghrib bagi anak-anak akan berdampak positif untuk menjauhkan mereka dari kegiatan yang tidak bermanfaat, bahkan membahayakan mereka seperti tawuran, serta salah dalam pemanfaatan teknologi.
Ia juga yakin kebiasaan positif dari kegiatan mengaji dan bimbingan dari para gurunya akan terus terbawa anak-anak hingga kelak mereka menjadi dewasa.
Baca juga: Keseruan Lomba Olahraga Tradisional Meriahkan HUT ke-24 Kota Cimahi di Lingkungan Pemkot
Hanya saja, Ketua PWI Kabupaten Bandung itu berharap agar program maghrib mengaji didukung oleh berbagai pihak. Tak hanya pemerintah, melainkan juga lingkungan keluarga dan masyarakat secara umum.
“Jangan hanya mengandalkan sekolah atau pemerintah, harus ada kolaborasi,” ujarnya.
Dalam keterangannya, Enung juga mengapresiasi kebijakan yang digulirkan Bupati Bandung Dadang Supriatna, yakni pemberian insentif bagi para guru ngaji di Kabupaten Bandung.
Baca juga: Kadisdik Kabupaten Bandung Ungkap Strategi Serap Seluruh Lulusan SD di SPMB 2025
Insentif tersebut, lanjut Enung, merupakan penghargaan bagi guru ngaji yang telah memberikan kontribusi besar dalam membangun karakter generasi muda yang lebih baik.
Seperti diketahui, Pemkab Bandung telah menggulirkan kebijakan pemberian insentif bagi 17.000 guru ngaji, dengan anggaran senilai Rp109 miliar per tahun.
Program positif seperti maghrib mengaji menurut Enung layak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk media, melalui muatan berita yang membangun, tidak malah menyudutkan.
Baca juga: Bupati Jeje Ritchie Ismail Sebut Tiga Hal Ini Jadi Fokus Sampai Akhir 2025
“Pers jangan hanya mencari sensasi. Kalau ada program baik, ya harus kita dukung dengan informasi yang jernih dan utuh,” kata Enung, tandas.
Enung berharap Program Maghrib Mengaji terus dipertahankan dengan berbagai inovasi agar semakin meluas, demi kuatnya akhlak dan jiwa generai muda.***(BS)