Dedi Mulyadi Minta Bank Jabar Lakukan Tiga Langkah Penting, Termasuk Tutup Cabang

Jawa Barat545 Dilihat

Kota Bandung – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti kiprah Bank Jabar (Bank BJB) yang saat ini menurutnya mulai menunjukan adanya peningkatan dari sisi nilai saham, dari sebelumnya 600, kini sudah menyentuh angka 830.

Namun, dalam pidatonya di halaman Gedung Sate, Jumat (11/4/2025), Dedi Mulyadi menyoroti hubungan antara pegawai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dengan Bank Jabar itu sendiri.

Menurut Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa KDM, Bank Jabar besar oleh pegawai (ASN Pemprov), sehingga dirinya meminta BUMD Provinsi Jawa Barat itu menurunkan bunga kredit bagi para pegawai di lingkungan Pemprov Jawa Barat.

Baca juga: Wali Kota Cimahi Sampaikan Komitmen Bangun Generasi Musisi Pasca Era Band Jamrud

“Saya minta ke Bank Jabar turunkan bunga pinjaman pegawai. Kenapa? Bank Jabar besar itu oleh Pegawai,” ujarya.

Namun terdapat persoalan yang dibeberkan pimpinan bank Jabar kepadanya, yang menurut Gubernur tak bisa diungkapkan dihadapan para pegawai Pemprov Jabar.

“Pimpinannya menyatakan berat, kenapa? Bank Jabar menang untung dari pegawai, diuntungkeun ku batur dan besar jumlahnya,” ungkapnya.

Baca juga: Urai Antrean di Kantor Samsat, Bupati Bandung Tambah Tiga Lokasi Pelayanan Pajak Kendaraan

Menyikapi persoalan tersebut, mantan Bupati Purwakarta itu berjanji tiak akan turut campur dan mempercayakan kepada para pimpinan bank untuk menyelesaikannya sesuai profesonalisme mereka.

Kendati demikian, KDM menekankan agar bank Jabar melakukan tiga hal, diantaranya dengan melakukan restrukturisasi pegawai dari level Direktur dan wakil direktur. Bahkan, ia menyarankan agar operasional kantor cabang yang tidak produktif untuk di non aktifkan atau ditutup.

“Kemudian Jumlah pegawai jangan terlalu banyak, karena ini mengelola uang yang harus berdampak. Biaya operasionalnya 90 miliar, 90 persen lho itu biaya operasionalnya, turunkan ke angka 45,” pintanya.

Baca juga: Krisis Pemain Andalan, Persib Ditahan Imbang Borneo FC 2-2

Langkah ketiga menurut KDM, bank BJB harus menghentikan kredit yang berdampak fiktif dan menimbulkan macet. Hal tersebut berdasarkan ketidakadilan yang dialaminya sebagai debitur.

“Sebagai warga Jawa Barat saya merasa sakit hati karena kalau punya utang dikejar sampai rumah, kandang domba saya diukur, tapi orang lain ngemplang triliunan seenaknya,” ujar KDM sambil berkelakar.

Ketiga lagkah tersebut, lanjut Dedi Mulyadi, merupakan komitmen dirinya untuk turut memperbaiki Bank BJB yang selama ini besar oleh ASN.

Baca juga: Jajaran Wartawan Indonesia Kota Cimahi Resmi Dibentuk, Bekali Anggota Kompetensi Mumpuni

“Ini harus diperbaiki, tak boleh orang lain yang mengemplang seenaknya, sedangkan kita menjadi penumpangnya,” pungkas Dedi.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *