Kota Cimahi – Sejumlah ruas jalan di Kota Cimahi mengalami kemacetan parah usai hujan deras mengguyur dan menyebabkan pohon tumbang di beberapa titik, Sabtu (9/11/2024).
Kemacetan terpantau di sepanjang jalan Jenderal Amir Machmud, sejak pertigaan Sangkuriang hingga pertigaan Cihanjuang. Kepadatan kendaraan juga mengular hingga jalan Gatot Subroto, serta jalan-jalan kecil di komplek permukiman warga karena dijadikan alternatif para pengendara.
Hujan disertai angin kencang pada Sabtu siang membuat beberapa pohon di sejumlah titik mengalami tumbang dan patah dahan. Di jalan Amir Machmud misalnya, tim liputan Warta Pajajaran menyaksikan pemotongan kayu dari pohon yang tumbang di seberang Bank BRI Cabang Kota Cimahi.
Baca juga: Kasus Perusakan APK Paslon Nomor Urut 1, Bawaslu Kota Cimahi: Belum Menemukan Pelaku
Demikian halnya dengan di jalan Gatot Subroto, di beberapa titik tampak tumpukan dahan patah yang terlihat masih baru terjatuh dari atas pohon di kompleks TNI Angkatan Darat itu.
Tumpukan dahan selain menyebabkan penyempitan ruas jalan juga menyebabkan pengendara memperlambat laju kendaraan. Alhasil, kemacetan pun tak dapat lagi dihindarkan.
Tim liputan Warta Pajajaran mencoba mengikuti sejumlah pengendara yang memilih jalur alternatif ke kompleks TNI AD menuju lapangan Pusdikpom. Ternyata jalan yang tak begitu lebar itu pun dipenuhi kendaraan, terlebih laju mereka juga terhambat palang pintu rel kereta api yang sering melintas.
Baca juga: Dukung Program Presiden Soal Ketahanan Pangan, Polresta Bandung Mulai Garap Lahan Pertanian
Pemotor bernama Toto yang terjebak kemacetan di kelurahan Cigugur Tengah, mengaku bingung karena tak ada satu jalur pun yang lancar untuk dilintasi. Padahal menurutnya, ia dikejar waktu untuk mengirimkan paket pesanan konsumen.
“Dari tadi coba kesana kesini pilih-pilih jalan tapi enggak ada yang lowong, padat semua, bahkan jalan tikus juga padat,” ungkapnya.
Selain reruntuhan pohon dan dahan yang rindang, hujan deras juga menyebabkan sejumlah jalan dialiri air dan menyebabkan genangan. Masyarakat diimbau waspada dalam berkendara di masa pancaroba (peralihan musim). ***(Heryana)