Layanan KB Bergerak, Cara Pemkot Cimahi Tingkatkan Kesadaran Pentingnya Perencanaan Keluarga

Bandung Raya629 Dilihat

Kota Cimahi – Pelayanan Keluarga Berencana (KB) bergerak menjadi upaya kolaboratif yang digagas pemerintah kota (Pemkot) Cimahi dalam mencegah stunting untuk menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam pelaksanaannya, pelayanan KB Bergerak melibatkan berbagai unsur seperti BKKBN Jawa Barat, TNI, PKK, Penyuluh KB Kota Cimahi, hingga Satgas percepatan Penurunan Stunting.

Menurut Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Cimahi Mardi Santoso, kegiatan yang berlangsung di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Klinik Siliwangi Cimahi itu, termasuk dalam peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia.

Baca juga: Respon Program Makanan Bergizi Gratis, Begini Pesan Legislator Asal Jawa Barat

“Pelayanan KB bergerak merupakan bagian dari program pemerintah, kolaborasi bersama dengan BKKBN dan Kesdam bagaimana kita menyiapkan keluarga menuju generasi emas 2045,” ungkapnya, Selasa (17/9/2024).

Dihaapakan Mardi, kegiatan tersebut menjadi salah satu upaya efektif dalam mengatasi persoalan stunting di Kota Cimahi.

Semetara tujuan lain dari pelayanan KB Bergerak menurut Kepala DP3Ap2KB Kota Cimahi Fitriani Manan untuk meningkatkan cakupan kepesertaan KB, terutama IUD dan Implan.

Baca juga: Anggota DPRD Kota Cimahi Ini Apresiasi Ormas Gibas Dirikan Koperasi

Kegiatan tersebut menurutnya, menargetkan 120 akseptor yang dilaksanakan di FKTP Klinik Siliwangi, dengan rician 100 akseptor IUD dan 20 akseptor implant.

“Dengan terselenggaranya kegiatan bersama mitra kerja ini, diharapkan dapat mendorong kesertaan KB MKJP (IUD dan Implan) di kota Cimahi,” jelasnya.

Lebih lanjut Fitriani mengatakan, kegiatan juga diharapkan mampu memanfaatkan secara optimal dana BOKB operasional penggerakan pelayanan KB MKJP.

Baca juga: Bupati Bandung Tawarkan Insentif Bagi Pemilik Lahan Sawah Abadi

Di sisi lain, perwakilan BKBN Jawa Barat Fajar Supriadi Sentosa mengungkapkan capaian akseptor KB di Jabar yang kini menyentuh 72 persen dari target sebanyak 99 ribu akseptor.

“Optimis target ini akan terpenuhi dalam waktu dekat,” ujarnya.

Di Jawa Barat sendiri kata Fajar, saat ini berfokus pada pelayanan dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang dinilai cukup efektif dalam mengatur jarak kelahiran.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *