Pojok UMKM: Bisnis Daily Outfit “Pake Hati” Ala Nicky, Wear it With Love

Pojok UMKM406 Dilihat

Kota Bandung – Jika menyebut tujuan bisnis adalah meraih profit sebanyak-banyaknya memang tidak salah, tetapi sebagian mungkin melewatkan beberapa tahapan proses untuk menuju target tersebut.

Seperti yang disampaikan Nicky, perempuan asal Kota Bandung yang hingga kini concern pada bisnis pakaian harian yang dirintisnya sejak 2020 dengan brand MARRA.

“Profit memang tujuan utama dari sebuah bisnis, tapi profit itu mengikuti. Yang terpenting dampak dan manfaat dari produk itu sendiri dirasakan konsumen dulu,” ujar Nicky.

Baca juga: Festival Kuliner Bandung 2024, Surga Kuliner Berbahan Tahu di Cihampelas Walk

Proses menuju profit yang dimaksudnya, ia tempuh dengan sangat disiplin. Mulai dari konsisten menggunakan bahan berkualitas hingga produksi yang dilakukan handmade alias menggunakan tangan.

Dalam talk show Pojok UMKM di Warta Pajajaran, Nicky menjelaskan jenis pakaian yang diproduksinya disebut casual modest fashion, rapi dan menutup aurat tetapi cocok untuk harian.

“Lebih ke baju yang sangat tertutup dan rapi tetapi memunculkan kesan casual sehingga menjadi baju sehari-hari yang masih memperhatikan syariat,” jelasnya.

Baca juga: Hadiri Undangan AAF 2024, Dhani Wirianata Sebut Penting Gelar Event Berskala Internasional

Identitas produk MARRA sangat kental pada detail yang dibuat manual berupa sulaman tangan yang diaplikasikan pada setiap baju.

Menurut pelaku UMKM binaan Dekranasda Kota bandung itu, detail pada baju sengaja dibuat dengan sulaman tangan karena melahirkan perasaan dan effort, sehingga menghasilkan karya yang bernilai lebih dari sekedar baju.

“Kalau handmade itu dibuat dengan cinta dan penuh perasaan, semoga perasaan ini sampai kepada konsumen. ini bentuk cinta kami untuk mereka” tuturnya.

Baca juga: Menikmati Ragam Olahan Tahu di Festival Kuliner Bandung All About Tahu

Jika secara idealisme sulaman tangan memang menjadi sebuah keunggulan dari produknya, namun secara tidak langsung juga seakan menjadi sebuah strategi mempertahanan kesetiaan konsumen.

Diakuinya, setiap hadir dalam event seperti Pasar Kreatif Bandung 2024 yang digelar Dekranasda Kota Bandung, dirinya kerap ditanyai konsumen soal desain terbaru.

Dampak dari sulaman tangan khas produk MARRA, Nicky mengatakan hampir tidak ada bahan yang terbuang dalam setiap produksi, karena dimanfaatkan kembali menjadi detail baju.

Baca juga: Selesaikan Persoalan Sampah Lebih Inovatif, Pemkab Bandung Gandeng Telkom University

“Sisa kain produksi dibuat menjadi aplikasi sulaman tangan, alhasil tidak ada yang terbuang atau menjadi sampah. Mudah-mudahan membantu solusi yang tidak menimbulkan masalah baru,” ujarnya.

Meski banyak permintaan untuk membuat jenis pakaian lainnya, hingga kini Nicky tetap memproduksi Casual Modest Fashion dengan alasan bahwa setiap produksinya harus sesuai hati.

“Sampai sekarang kita akan tetap fokus pada produksi pakaian perempuan, karena saya perempuan dan membuatnya dengan perasaan,” jelasnya.

Baca juga: Berkenalan dengan Dino, Boneka Rajutan Menggemaskan dari Art Ria Craft

Setiap edisinya, MARRA kerap diburu konsumen karena dibuat terbatas. Untuk satu desain, Nicky hanya memproduksi tak lebih dari 24 buah atau dua lusin saja.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *