BANDUNG BARAT – Pejabat Bupati Bekasi,Dani Ramdan menghadiri acara High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat di Hotel Mason Pine, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (16/3/2023).
Acara tersebut merupakan pertemuan para kepala daerah kabupaten/kota bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Dalam acara tersebut menurut Dani, Gubernur meminta para kepala daerah berfokus pada kondisi pangan di daerahnya masing-masing, pasalnya banyak daerah produsen hasil bumi saat ini yang mengalami gagal panen sebagai dampak dari cuaca ekstrem.
Pemerintah daerah juga dituntut mampu menjaga ketersediaan kebutuhan pokok, saat memasuki Ramadhan dan Idul Fitri yang diiringi tingkat konsumsi lebih tinggi dari normal.
“Gubernur mewanti-wanti supaya para kepala daerah mencermati neraca pangan di daerahnya, apakah surplus atau defisit. Sehingga dapat dibuat kerjasama antar daerah agar inflasi di Jawa Barat terjaga” jelasnya.
Persoalan lain yang harus diperhatikan kata Dani, yakni tata Niaga. Banyak diantara komoditas yang masuk ke Kabupaten Bekasi harus terlebih dahulu mampir di Jakarta. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya harga komoditas tersebut.
Mengenai masalah tata niaga, lanjut Dani, berkenaan dengan supply and demand, seringkali barang-barang yang masuk ke Kabupaten Bekasi harus dari Jakarta.
“Beberapa kebutuhan pokok masyarakat seperti tomat, cabai, dan telor kita dapatkan dari Pasar Induk Jakarta. Padahal produsennya daerah di Jabar seperti Garut dan Karawang. Ini yang menyebabkan ongkosnya jadi dua kali lipat. Masalah ini Gubernur meminta segera diselesaikan, jangan ke Jakarta dulu supaya bisa mengurangi ongkos angkut. Jadi bisa menurunkan inflasi,” sambungnya.
Selain harus menjaga keseimbangan antara supply dan demand, Pemda juga kata Dani, harus mampu memberikan subsidi biaya transportasi dengan menggunakan Biaya Tak Terduga (BTT).
“Ongkos angkut disubsidi, kalau memang kenaikan harga disebabkan biaya angkut, seperti bayar truk misalnya,” pungkas Dani.