Tekan Infeksi Aids, Jabar Perkuat Mitigasi

Jawa Barat537 Dilihat

Kota Bandung – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terus mengusahakan menekan persoalan infeksi HIV/AIDS bersama sejumlah langkah mitigasi.

Mitigasi di antaranya bersama mengimbuhkan pendampingan mutu hidup kepada penderita HIV/AIDS, juga penguatan lingkungan yang kondusif lewat kolaborasi Pentahelix sebagai upaya pencegahan.

Ditemui usai peringatan Hari AIDS Sedunia Tingkat Jabar Tahun 2022, Asisten Pemerintahan, Hukum dan Kesejahteraan Sosial yang mewakili Gubernur Jabar, Dewi Sartika mengatakan, Pemda Provinsi Jabar mempunyai sejumlah program pencegahan dan penguatan bagi anak-anak penderita HIV/AIDS yang kudu diselamatkan jaman depannya.

“Mitigasi dan sejumlah program pencegahan HIV/AIDS terus kita perkuat. Saya harap kita tidak boleh lengah, terutama pada penderita anak-anak karena jika lengah akan kehilangan generasi emas 2045,” ujar Dewi di Taman Cikapundung River Spot, Kota Bandung, Sabtu (24/12/2022).

Pihaknya sementara ini juga terus menguatkan peran kelembagaan bersama Dinas Kesehatan Jabar di dalam mengingatkan dan melacak orang yang terkena HIV/AIDS untuk diberikan pengobatan.

Dewi mengungkapkan, persoalan tertinggi HIV/AIDS di Jabar sementara ini adalah Kota Bandung (726 kasus), disusul Kota Bogor (557 kasus), Kota Bekasi (447 kasus), lantas Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Bandung.

“Yang kudu jadi perhatian berasal dari semua persoalan tersebut 74 persennya diderita oleh group laki-laki, dan 26 persen group perempuan, bersama penyebab utamanya adalah pertalian sesama jenis, disusul pengguna narkotika,” ungkap Dewi.

Dari group usia hampir 66 persen penderita HIV/AIDS di Jabar berusia produktif, yakni 25 – 49 tahun, lantas 18,6 persen usia 20 – 24 tahun, dan 6,1 persen usia di atas 50 tahun.

Untuk itu, peringatan Hari AIDS Sedunia ini jadi pengingat pada fenomena gunung es yang cuma nampak kecil di atasnya saja, padahal di bawahnya persoalan relatif tinggi yang kudu jadi perhatian semua pihak.

“Karena itu berkelanjutan kita ingatkan, terutama yang sudah terinfeksi sehingga selalu bersemangat dan teratur berobat. Untuk penduduk juga teruslah berperilaku hidup sehat dan melaksanakan komunikasi yang sehat,” pesan Dewi.

Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, pelaksanaan peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2022 dapat dijadikan sebagai momentum gerakan penduduk untuk bersama-sama pikirkan perihal HIV, menyadari pentingnya melaksanakan tes HIV, sehingga status HIV dapat langsung diketahui.

Menurut Atalia, makin lama banyak penduduk menyadari status HIV dan meraih penyembuhan ARV lebih dini diinginkan dapat mendorong percepatan tercapainya penurunan epidemi HIV, sehingga Indonesia dapat menggapai “three zero”.

“Diharapkan Indonesia dapat menggapai “three zero”,  yakni tidak tersedia infeksi baru HIV, tidak tersedia kematian akibat AIDS, dan tidak tersedia stigma pada orang bersama HIV untuk menggapai eliminasi HIV di th. 2030,” kata Atalia.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana mengungkapkan, persoalan kumulatif HIV di Jabar hingga September 2022 tercatat sebanyak 57.134 kasus, dan persoalan kumulatif AIDS sebanyak 12.326 Kasus.

“Pada th. 2020 ke 2021 persoalan kumulatif HIV dan AIDS sempat mengalami penurunan, tetapi pada th. 2022 di Jabar mengalami peningkatan kembali,” ujar Nina.

Ia mengimbau andaikata ditemukan orang bersama hasil tes HIV positif, diupayakan langsung melaksanakan pemberian penyembuhan ARV kepada pasien.

“Tingkatkan edukasi HIV AIDS pada semua sektor, baik tenaga kesegaran dan penduduk pada bermacam usia dan tipe kelamin sehingga tidak tersedia diskriminasi pada ODHA di manapun ODHA berada,” tutur Nina.

Rangkaian aktivitas peringatan Hari HIV/AIDS sedunia ini diisi bersama senam sehat, talk show, hiburan hingga pembagian door prize.***(Oha).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *