Kota Bandung – Karinding, sebuah alat musik tradisional Sunda yang terbuat dari bambu atau pelepah kawung (aren, Sunda), dikabarkan sempat punah beberapa abad lalu.
Namun, kini Karinding mulai ramai kembali di dunia musik, terutama di kota Bandung. Tim liputan sempat mewawancarai seorang tokoh utama dalam pergerakan seni musik Karinding.
Tokoh tersebut bernama Iman Rahman, atau akrab disapa Kimung. Merupakan seorang musisi sekaligus aktivis yang kerap terlibat dalam berbagai kegiatan budaya, termasuk musik dengan genre metal dan tradisional di dalamnya.
Baca juga: Stabilkan Harga Tingkat Petani, Pemerintah Modali Bulog Rp16,6 Triliun untuk Serap Gabah
Kimung juga dikenal sebagai bagian dari Ujung Berung Rebels, sebuah kelompok musik metal yang berdiri sejak akhir 80-an.
Selain bermusik, Kimung juga mengelola Yayasan Atap Class yang fokus pada pengembangan budaya dan musik, terutama dalam konteks budaya hybrid antara tradisional dan modern.
Diakui Kimung, dirinya pertama kali mengenal karinding pada tahun 2008 melalui Ki Ameng, Direktur Bandung Syndicate yang memperkenalkan karinding sebagai alat musik tradisional Sunda yang bernilai sejarah.
Baca juga: Resmi Jadi Bupati Terpilih, Dadang Supriatna Segera Tancap Gas Realisasikan Janji Politik
Kimung pun langsung jatuh cinta dengan alat musik yang tampak sederhana itu saat pertama kali mendapatkannya.
Punahnya seni Karinding menurut Kimung, menyimpan tanya besar sekaligus membuatnya semakin memantapkan diri untuk terjun langsung menyemarakan kembali alat musik Karinding.
“Gak mengerti saya juga, jatuh cinta tak butuh alasan. Awal mendengar tentang kepunahan ini justru bikin saya berpikir, pasti ada alasan kenapa Karinding tiba-tiba ada ditangan saya sekarang. Hal itu yang bikin saya mantap untuk melakukan penelitian Karinding,” Ungkapnya,Jumat (31/1/2025).
Baca juga: Permudah Pelayanan, Kementerian ATR/BPN Ungkap Implementasi Layanan Elektronik
Perjalanan Kimung bersama Karinding nyatanya mampu menghidupkan kembali khasanah musik tradisional, terutama dalam dunia pendidikan. Pada tahun 2018/2019, Kimung bergabung dengan Pangauban Karinding.
Bersama organisasi tersebut, Kimung turut berfokus pada pengembangan karinding dan ekosistem musik menjadi sebuah pergerakan awal dari tujuan menjadikan karinding sebagai alat musik dalam pendidikan nasional.
Perjuangan Kimung untuk menjadikan Karinding sebagai alat musik nasional terus dilakukannya. Ia mengatakan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam karinding penting dipahami oleh semua orang, terutama anak muda.***(Ghaitza, Mita, Deandra, Nawa/kontributor)